#monolog
KEPADA KAWAN
Sehabis lelah dilanda tanpa henti,
Semalam bertarung meresap perih,
Dan bila nanti arahnya datang berbeda, nikmatilah
Dan bila nanti malam masihlah cukup panjang usapkan selalu doa kepada jiwa-jiwamu.
Tak perlu kau menyingkap
Atau mengalahkan matahari.
Cukupkan dirimu untuk menjadi cahaya atas hidupmu kepada kegelapan.
Dan jika nati aku tak dikenali lagi aku ceritakan kepadamu kawan:
“Aku bisa percaya sebuah keajaiban dan semestinya engkaupun juga harus percaya
Karena Tuhan tak akan meninggalkan kita”.
Dan bila nanti suaraku tak terdengar
Ketuklah pintu hati rasakan resapan embun yang selalu jatuh dipagi hari hinggap dijeda jendela.
Begitulah tunas-tunas kehidupan selalu dimulai untuk tumbuh, berkembang , berjalan lalu terbang kembali.
Semua tak ada yang mudah kawan.
Semua tak seperti yang selalu kita bayangkan.
Aku menetapkan pilihan untuk berdiri pada tepat yang sama
Tapi tidak untuk menunggu.
Bermimpilah dan kejar
Air mata akan membuatmu bahagia ketika nantinya tiba saat kau ada dipuncak kesejatian.
Dan tinggalkan semua jubah kesombongan, ambisi, keangkuhan dan kedengkian
Karena itu tak akan pernah cukup kita tanam pada nisan
Aku rendahkan mata, dan terpejam
Hembuskanlah doa hingga suatu hari kita membuka mata dengan berbagai warna pelangi
Dan tetaplah tegak meskipun ini berat dan penuh luka
Bukan kemenangan bukan pula hebat
Karena kepastian dalam kehidupan dunia ini adalah KEMATIAN bukan NAMA BESAR.
KEPADA KAWAN
Sehabis lelah dilanda tanpa henti,
Semalam bertarung meresap perih,
Dan bila nanti arahnya datang berbeda, nikmatilah
Dan bila nanti malam masihlah cukup panjang usapkan selalu doa kepada jiwa-jiwamu.
Tak perlu kau menyingkap
Atau mengalahkan matahari.
Cukupkan dirimu untuk menjadi cahaya atas hidupmu kepada kegelapan.
Dan jika nati aku tak dikenali lagi aku ceritakan kepadamu kawan:
“Aku bisa percaya sebuah keajaiban dan semestinya engkaupun juga harus percaya
Karena Tuhan tak akan meninggalkan kita”.
Dan bila nanti suaraku tak terdengar
Ketuklah pintu hati rasakan resapan embun yang selalu jatuh dipagi hari hinggap dijeda jendela.
Begitulah tunas-tunas kehidupan selalu dimulai untuk tumbuh, berkembang , berjalan lalu terbang kembali.
Semua tak ada yang mudah kawan.
Semua tak seperti yang selalu kita bayangkan.
Aku menetapkan pilihan untuk berdiri pada tepat yang sama
Tapi tidak untuk menunggu.
Bermimpilah dan kejar
Air mata akan membuatmu bahagia ketika nantinya tiba saat kau ada dipuncak kesejatian.
Dan tinggalkan semua jubah kesombongan, ambisi, keangkuhan dan kedengkian
Karena itu tak akan pernah cukup kita tanam pada nisan
Aku rendahkan mata, dan terpejam
Hembuskanlah doa hingga suatu hari kita membuka mata dengan berbagai warna pelangi
Dan tetaplah tegak meskipun ini berat dan penuh luka
Bukan kemenangan bukan pula hebat
Karena kepastian dalam kehidupan dunia ini adalah KEMATIAN bukan NAMA BESAR.
Comments