karna di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan pertanian melalui agroteknologi menuju kemandirian pangan dan bukan bergantung pada impor. Negara Indonesia merupakan negara agraris dimana dahulunya sektor pertanianlah yang membuat negara ini bisa berkembang. Namun saat ini, bidang pertanian khususnya agroteknologi semakin sedikit diminati generasi muda, banyak yang berpikir bahwa ruang lingkup agroteknologi hanya sekitar kebun dan sawah, padahal tidak seperti itu.
Di ruang lingkup pertanian, lulusan agroteknologi dapat bekerja sebagai Pengusaha atau pelaku bisnis pada komoditas perkebunan, pangan, hortikultura, dan atau kehutanan. Dapat juga menjadi Pengusaha atau pelaku bisnsi pada bidang perbenihan, pupuk, pestisida, sarana produksi pertanian lainnya, usaha industri rumah tangga berbasis pangan, dll. Mengelola Perkebunan-perkebunan baik milik pribadi, pemerintah, maupun swasta.
Bekerja di Industri perbenihan, pupuk dan pestisida nasional dan multinasional. Bergabung di Kementerian pada Pemerintah Pusat dan berbagai badan dan pusat penelitiannya (Penelitian dan Pengembnagan/Litbang), Pemerintahan Daerah (Pemda) dengan dinas-dinas teknisnya, lembaga pembiayaan seperti bank-bank pemerintah dan swasta.
Dapat juga bergabung sebagai Akademisi dan peneliti di Perguruan Tinggi ataupun lembaga riset (pemerintah ataupun swasta), industri pangan, pakan, farmaka dan biodiesel. Menjadi Konsultan profesional di sektor pertanian/perkebunan, atau di organisasi organisasi besar Badan Pertanahan Nasional (BPN), LIPI, BUMN, hingga menjadi Fasilitator pemberdaya masyarakat (LSM) dalam bidang agribisnis/pertanian.
Selain bergerak dibidang pertanian, lulusan agroteknologi dapat bekerja diluar sektor pertanian seperti pegawain Bank, Guru, Dosen, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan semuanya masih banyak peluang kerjanya. :)
Comments