Racun di Sekitar Kita
Semua kekacauan ini berakar pada kegagalan manusia menata dirinya sendiri. Mereka gagal menata pikirannya dan kemudian juga gagal menata kehidupan bersama yang berpijak pada keadilan dan kemakmuran. Lebih dari itu, kegagalan tata kelola kehidupan ini juga membawa kerusakan pada hewan dan tumbuhan lainnya. Seluruh alam terancam rusak, karena manusia gagal menata hidupnya.
Mengapa manusia gagal menata hidupnya? Mengapa ia gagal membangun hidup bersama yang adil dan makmur untuk semua?
Saya melihat, pikiran manusia dilumurin oleh racun. Akibatnya, pikiran nya tak lagi mampu melihat keadaan secara tepat. Pikirannya
pun tidak bisa bersikap menanggapi keadaan dengan tepat. Racun ini berkembang dari kesalahan berpikir yang diajarkan kepada kita, lalu berkembang menjadi kebiasaan sekaligus bagian dari kepribadian kita sendiri.
1. Racun pertama adalah kesalahan berpikir mendasar soal waktu.
Kita percaya, bahwa masa lalu itu ada. Akhirnya, banyak orang terjebak pada masa lalunya. Ia hidup di dalam penderitaan, akibat kenangan atas masa lalu yang gelap, yang sebenarnya sudah tidak ada.
Banyak orang juga yakin, bahwa masa depan itu ada. Akhirnya, mereka sibuk bekerja, guna menata masa depan. Orang yang pikirannya
terus berayun di antara masa lalu dan masa depan akan terus hidup dalam penyesalan masa lalu, dan ketakutan akan masa depan.
Pikirannya dipenuhi ketegangan dan penderitaan. Orang yang pikirannya penuh dengan ketakutan dan penyesalan
tidak akan pernah menemukan kedamaian. Ia hidup di dalam penderitaan, dan akhirnya membuat orang lain menderita. Ia akan
mencari segala cara untuk menemukan kedamaian, jika perlu dengan menghancurkan orang lain dan alam, guna memuaskan kebutuhan pribadinya. Ketakutan akan masa depan juga membuat orang menumpuk harta secara buta, kalau perlu dengan korupsi, menipu dan merugikan orang lain.
2. Racun kedua adalah pikiran curiga dan prasangka. Pikiran curiga berarti pikiran yang selalu melihat dunia dari sisinya yang paling
jelek. Pikiran curiga lalu menghasilkan prasangka. Orang pun tidak lagi dapat melihat dunia apa adanya, tetapi selalu dengan kaca mata curiga dan prasangka. Pendek kata, ia selalu melihat dunia dan orang lain sebagai musuh yang mengancam dirinya.
Curiga dan prasangka membuat kita membenci orang lain. Kita tak merasa ragu membuat orang lain menderita, selama kebutuhan
kita terpenuhi. Curiga dan prasangka juga membuat kita menjadi tak peduli dengan penderitaan orang lain. Curiga dan prasangka adalah akar dari kebencian dan konfl ik yang melanda begitu banyak bagian dunia sekarang ini.
3. Racun ketiga adalah pikiran dualistik-dikotomik. Artinya, pikiran yang melihat dunia dengan kaca mata hitam putih. Ada pihak yang be-nar secara absolut, dan ada pihak yang salah secara absolut. Tidak ada jalan tengah. Kedua nya harus saling menghancurkan satu sama lain.Inilah salah satu akar dari banyak masalah di dunia sekarang ini.
Cara berpikir dikotomik menjadi cara berpikir kawan lawan. Aku dan kelompokku benar. Sementara, orang lain dan kelompoknya adalah lebih rendah dan salah, maka harus dihancurkan. Perbedaan agama,
suku, rasa dan cara berpikir digunakan untuk membenarkan pikiran dualistik-dikotomik ini.
4. Racun keempat adalah dorongan untuk menambah terus menerus. Kita tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada. Kita sudah pu-nya satu mobil, tetapi kemudian merasa kurang, dan membeli mobil
yang baru. Ekonomi juga harus tumbuh terus menerus, tidak boleh berhenti.
Akar dari dorongan ini adalah rasa tidak cukup di dalam hati. Kita bahkan bersedia untuk mengorbankan orang lain, demi memuaskan
kebutuhan kita. Kita juga menghancurkan alam, guna memenuhi kebutuhan palsu kita akan kemewahan dan kerakusan. Pikiran yang
selalu ingin menambah dan rakus ini membuat kita, dan segala hal di sekitar kita, menderita..
Comments